-->

Hai!

Saya Mirza Bareza Podcaster

Kolaborasi Kontak

Fokusan

Public Speaking
Content Planning
Instagram Optimization
SAYA

MIRZA BAREZA

Content Creator - Podcaster

Ketertarikan saya pada internet dimulai sejak tahun 2009. Saat itu, mengulik media sosial bukan satu hal yang populer, dinilai buang-buang waktu. Walau demikian, saya percaya jika internet adalah masa depan. Melalui Podcast, saya berkarya di Youtube dan Instagram. Selain itu, saya kerap kali diundang dan juga mengadakan sharing pengetahuan terkait berkreasi konten digital. Hal ini juga mengantarkan saya untuk memiliki Creative Agency sendiri, NarezaCreative.com.

Kolaborasi

Workshop dan Seminar

Saya terbuka untuk sharing tentang media sosial dan kreasi konten

Content Support

Saya dan tim tersedia untuk mengelola konten sosial mediamu

Video Editing

Tingkatkan kualitas videomu to the next level dan rebut banyak perhatian

Kerja Sama Brand

Kolaborasi brand dengan cara yang kreatif dan menarik untuk sosmed user

Blog

Jogja dengan Seluruh Keindahannya yang Ngangenin

Disclaimer: Artikel ini adalah kerja sama dengan POST.APP.

Yogyakarta. Nama ini cukup membuatku teringat pada banyak kenangan. Yogya atau Jogja pernah jadi salah kota impianku sejak MA kelas 11. Saat itu, Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang bikin silau. Tapi nasib mengatakan yang lain, hatiku pasca lulus MA malah membawaku ke Malang.

Sebelum punya hobi nongkrong di depan PC, awal semester kuliah aku demen banget kalau ada ajakan ke Jogja. Ini karena aku masih belum ikhlas dengan nasib kuliah di Malang, haha~

Pantas memang, kalau orang-orang menyematkan Jogja dengan begitu banyak predikat. Mulai dari kota pelajar, kota sejarah sampai sebuah kota yang punya beragam mantra rindu. Apa ya, Jogja benar-benar persis seperti yang digambarkan Adhitia Sofyan lewat lagunya “Sesuatu di Jogja”. 

Daripada bepergian ke tempat wisatanya, aku lebih senang mengunjungi angkringan dan berjalan kaki atau naik dokar (Andong) keliling kota. Aku nggak ngerti kenapa Jogja begitu istimewa. Apa mungkin gara-gara aku dan kita semua sudah jauh meninggalkan budaya tradisional?

Hal yang membuatku makin merasa Jogja adalah aku ketika beberapa penjual masih mempertahankan kebiasaan masak secara tradisional. Misalnya masak nasi goreng dengan menggunakan arang sebagai sumber api. 

Aku punya kenangan, aku pernah besar dalam lingkungan tradisional di Banyuwangi, di sebuah desa bernama Benculuk. Mbah Uti (Nenek) dan Mbah Kung (Kakek) hampir selalu masak menggunakan tungku api untuk masak besar. Misalnya saat lebaran dan acara keluarga lainnya. Jadi tugasku dulu menyiapkan kayu-kayunya sebagai bahan bakar.

Photo by Lek Nikto on Unsplash

Saat berkuliner aku juga suka senyum-senyum sendiri kalau menemukan mbah-mbah yang masih menyimpan uangnya di balik baju, persis kayak Mbah Utiku! Aku juga selalu dibuat kagum pada penjual tradisional yang berhitung secara cepat dalam angan-angan, walaupun beberapa penjual lainnya sudah menggunakan aplikasi kasir. Namun tetap saja, aku kagum.

Di sudut lain Jogja, aku sering menemukan pertunjukan seni jalanan yang sayang banget kalau dilewatkan. Pertunjukan tersebut pun beragam. Ada tari, teatrikal sampai permainan musik dari pengamen jalanan yang total banget! 

Alat-alat musik yang dipakai pun juga beragam, kayak angklung, kulintang dan suling. Lagu-lagunya juga bikin pingin joged! Wkwk~

Terakhir ke Jogja itu tahun 2019 akhir. Saat itu aku masih magang di suatu kantor dan saat kantor ngadakan fun holiday ke Jogja, anak magangnya diajak! Yaaaaa akhirnya jadi kesempatan kangen-kangenan sama kota ini! Karena acara bersama, aku nggak bisa seenaknya. 

Jadi tetap harus ikut jalan-jalan ke tempat wisata sesuai dengan jadwal. Malamnya saat diberi waktu bebas kemana saja, aku langsung cari nasi Gudeg! Malam itu Malioboro pueeenuh! Tapi tetap menyenangkan.

Mampir dulu ke Candi Prambanan. (2019)

Kalau ditanya apa bosennya di Jogja aku akan jawab “Nggak ada!”. Beneran! Jogja itu komplit. Semuanya kenangan bisa diawali dan diakhiri disana. Walaupun punya hobi nongkrongin PC, khusus Jogja, kalau ada kesempatan dan tawaran untuk bepergian kesana setelah pademi ini, aku akan ambil!

Semoga pandemi ini cepat berlalu. 

Semoga kita bisa segera melakukan berbagai aktivitas dengan lancar dan baik. Tentu saja, semoga Jogja selalu menjadi kota kenangan dengan segala keindahannya.

Meski Pandemi, Produktivitas Berkonten Kreasi Jangan Kendor

Disclaimer: Artikel ini adalah kerja sama dengan GSI LAB.


Dari sekian ribu hobi di dunia ini, bagiku yang paling oke adalah hobi yang dibayar. Wk! Hobi ini pun juga terpecah lagi menjadi beberapa macam. Ada yang suka jalan-jalan ke tempat-tempat baru, wisata kuliner sampai yang “cuman” duduk di depan personal computer (PC) dan semua ini disponsori. Enak!
 
Dari semua hobi itu, aku paling demen duduk di depan komputer seharian. Internet bisa membawaku kemanapun ku mau. Ini keistimewaan yang nggak akan aku dapatkan dengan jalan-jalan ke berbagai tempat, makan dimanapun atau apapun, semua itu nggak akan menggantikan kenikmatan berinternet.

Kalau ngomongin tipe-tipe dan gaya orang dalam bekerja, aku mungkin masuk sebagai orang yang suka kerja indoor. Kerja indoor itu menyenangkan! Nggak perlu capek-capek berkeringat dan bersusah payah di luar.

Kalau diminta memilih antara tawaran traveling atau upgrade PC, aku pilih upgrade PC! Ngedit video atau tiket nonton, aku pilih edit video! Nulis blog atau jalan-jalan ke Mall, aku pilih nulis. Tapi bukan berarti aku nggak atau nggak suka sama sekali sama jalan-jalan. Ini kecenderungan memilih aja, sih. Haha, tenang, walaupun begini aku tetep punya temen kok.~

Entahlah, duduk dalam ruang dingin dengan internet cepat itu ibarat surga. Apalagi Kota Malang sekarang lagi dingin-dinginnya ditambah hujan juga! 

Jadi makin berpikir panjang untuk keluar kamar. Belum lagi, pandemi ini juga memberikanku begitu banyak pertimbangan untuk bepergian jauh. Apalagi bepergian itu nggak ada urgensinya sama sekali.

Pernah sekali ada acara keluarga di luar kota, nikahan keluarga yang terbatas. Sebenarnya agak khawatir, tapi untungnya protokol kesehatan bisa sedikit menyingkirkan kekhawatiran itu. Salah satunya dengan menjalani swab test.

Agak deg-degkan sebelum swab test gara-gara lihat video cara tesnya. Tapi setelah dijalani semuanya aman dan biasa. Jujur ini pertama kalinya swab test dan memang diawal sensasinya kaget, tapi bentar. YAAAA BAYANGIN AJA ADA BENDA ASING MASUK HIDUNG TIBA-TIBA. Wkwk~

Balik lagi, sebagai pemilik hobi duduk di depan PC, produktivitas adalah hal yang utama. Mungkin kamu punya hobi yang sama denganku, maka untuk memaksimalkan produktivitas dalam berkonten kreasi berikut ini beberapa saranku:

Extended Monitor



Dengan extended monitor, feel layar yang luas makin dapet! Hal ini berdampak banget sama kinerja yang makin kenceng. Sekali berkreasi, aku biasanya akan membuka BUANYAK aplikasi. 

Mulai dari Premiere, AI sampai jendela browser yang berderet. Semua ini kalau dilakukan di satu layar rasanya kurang banget. Itu kenapa extended monitor jadi salah satu hal yang mendukung produktivitasku.

Software Original



Masih jadi perdebatan antara Software Ori V.S Software non-Ori. Aku lebih mengambil jalan tengahnya. Software ori lebih baik menjadi pilihan utama bagi kita yang sudah profesional. Maksudnya, menghasilkan profit dari menggunakan software tersebut. Sejak awal 2020 aku mulai beralih menggunakan software ori. 

Bukan untuk gaya-gayaan, aku nabung. :’) Software ori bikin kita semakin produktif loh! Salah satunya, sejak pakai software ori, aku nggak pernah lagi ngalamin “Program Not Responding…”. Juga, tentu lebih tenang dalam berkarya karena nggak ngerasa “salah”.

Salah satu kendala waktu ngedit biasanya memang “program not responding”. Ngeselin banget! Apalagi kalau project-nya belum disimpan. Tapi sejak pakai software ori, masalah itu hilang. 
Baiknya menurutku, kalau kita sudah menghasilkan profit dari project yang dikerjakan melalui software tersebut, kenapa nggak kita tabung hasilnya untuk beli atau sewa yang asli?

Bikin Planning yang Jelas



Planning ini penting banget untuk berkonten kreasi. Melalui planning yang jelas, kita bisa memperoleh hasil yang jelas juga. Dengan planning, secara otomatis juga kita akan punya target. Menurutku dan usulku, jangan menjalani sesuatu dengan mengalir. 

Semua hal harus direncanakan dan kemudian diusahakan dengan sungguh-sungguh. Kalau sudah punya planning sebelumnya, sudah saatnya planning itu dijalani dengan baik.

Persisten dan Konsisten



Dua hal ini aku dapatkan saati ikut kelas public speaking. Pesisten adalah cara kita untuk meraih sesuatu dengan baik dan semakin baik. Lebih mudahnya, kita harus gigih untuk meraih hal yang sudah kita targetkan walaupun banyak kendala yang dilalui. Selain itu, juga perlu konsisten. Hal ini akan membawa kita pada keteraturan. 

Misal, harusnya kita punya kualitas yang sama baiknya ketika kita bicara di depan 5 orang dengan di depan 500 orang. Kalo kita beda, mungkin kita perlu bertanya pada diri, “Kenapa harus meremehkan salah satunya?”.

Gimana? Dari keempat itu ada yang kurang gak? Kalau masih ada yang kurang kasih tahu aku di kolom komentar ya, kamu boleh ceritakan versimu. Empat hal itulah yang terbukti bikin 2020-ku lebih bermakna karena aku punya progres atau kemajuan yang berarti. 

Semoga kamu pun begitu. Kondisi serba terbatas akibat pandemi ini jangan sampai juga membatasi kekreatifan kita. Stay safe, yuk taati protokol kesehatan dan jalani swab test sebelum bepergian jauh.

Apapun kendalanya, proses itu adalah segalanya. 

Kontak

Kantor:

Surabaya, Jawa Timur