-->

Januari 21, 2019

Kaum Oligarki dan Media di Indonesia

Perkembangan media massa yang diiringi dengan kemajuan teknologi informasi membawa sedemikian banyak perubahan. Utamanya dalam hal penyampaian yang kilat dan serempak. Kemajuan ini dijuluki dengan digitalisasi media. Akses informasi satu dekade terkahir berubah derastis.

Masyarakat yang sebelumnya mengandalkan media elektronik sebagai akses informasi bergeser mengandalkan media digital. Dibalik gemilangnya kecepatan informasi hari ini, ada sekelompok golongan yang berkuasa dibelakangnya. Mereka menentukan berbagai informasi yang sesuai dengan kehendak politik dan keberpihakannya. Golongan tersebut dijuluki dengan kaum oligarki. Kaum ini bebas menentukan informasi yang akan menjadi buah bibir masyarakat.

Dalam prakteknya, era digital menjadikan kaum oligark dapat mengkonsentrasikan diri sebagai konglomerat media. Berkembangnya media digital juga lebih meluaskan jaringan-jaringan serta sudut pandang berbagai media yang telah diciptakan. Hal ini tentu mengisyaratkan betapa kuatnya kapitalisasi media di Indonesia. Tentu saja, yang besar akan menjadi besar.

Keterlibatan para pemilik media dalam dunia politik seringkali memengaruhi muatan informasi yang disampaikan melalui medianya. Pada akhirnya permainan framing yang apik mengaburkan pesan politik citra sehingga ditangkap sebagai sebuah informasi yang umum. Adapun cara penyampaian tentu saja beragam melalui berbagai bentuk. Ada yang tersurat hingga tersirat.

Media digital yang jadi primadona ini, tentu saja “mainan” baru yang sangat mendukung sederet agenda propaganda citra. Akhirnya, peran media sebagai penyampai informasi tak berjalan dengan baik. Inilah kecacatan yang tak kasat mata.

Kapitalis media di Indonesia mendominasi industri media dengan berwujud konglomerat media dan diwaktu yang sama juga menciptakan kompetitornya sendiri. Di mata masyarakat seolah-olah media sedang beradu dan bergesekan gagasan. Padahal, hal ini sengaja dibuat agar tercipta kelompok yang pada akhirnya menciptakan loyalitas dan keuntungan bermuaran pada sang pemilik media.

Ross Tapsell mengupas habis masalah kaum oligarki ini melalui bukunya yang berjudul Kuasa Media di Indonesia. Buku yang ia tulis berdasarkan penelitiannya selama tujuh tahun ini menyajikan berbagai pandangan dari para oligarki media, politisi, pelaku jurnalisme hingga masyarakat sebagai penerima informasi.

Revolusi digital memantik Tapsell untuk mengkaji media di Indonesia saat gencarnya para ilmuan media meneliti perkembangan media di Amerika dan Inggris. Baginya, Indonesia terkhusus di Asia Tenggara, seringkali luput dari pandangan ilmuan untuk meneliti gencarnya perkembagan media digital.



Judul Buku: Kuasa Media di Indonesia
Penulis: Ross Tapsell (Diterjemahkan Wisnu Prasetya Utomo)
Terbit: 8 Oktober 2018
Jumlah Halaman: 398 halaman

0 komentar:

Posting Komentar

Kontak

Kantor:

Surabaya, Jawa Timur